Sistem "Hydroponic Fodder" untuk Produksi Hijauan Pakan Ternak

 Sistem "Hydroponic Fodder" untuk Produksi Hijauan Pakan Ternak


Teknologi hidroponik adalah salah satu alternatif yang dapat membantu penyediaan pakan secara mandiri. Girma and Gebremariam (2018) melaporkan bahwa hidroponik adalah teknologi progresif yang mampu memenuhi kebutuhan nurtrien di sektor peternakan. Hydroponic fodder merupakan pakan hijauan yang dibudidayakan dalam waktu singkat (7-14 hari) pada media cair dan dalam kondisi yang terkontrol (Wahyono et al., 2019). Hydroponic fodder mampu mengatasi permasalahan hijauan di lahan terbatas (Chrisdiana, 2018), memiliki kecernaan tinggi (Zahera et al., 2015) dan ramah lingkungan (Al-Karaki and Al-Hashimi, 2012). Penggunaan hydroponic fodder sebagai pakan berkualitas telah diaplikasikan kepada berbagai komoditas ternak diantaranya: sapi perah (Nugroho et al., 2015), domba (Farghaly et al., 2019), kuda (Francis et al., 2018), kelinci (Ebenezer et al., 2018) dan burung puyuh (Abouelezz et al., 2019).

Hydroponic fodder adalah istilah umum yang digunakan untuk mendefinisikan hijauan/pakan ternak yang dibudidayakan secara hidroponik. Berbagai istilah lain diantaranya : green fodder (Wahyono et al., 2019), hydroponic sprouts (Abouelezz et al., 2019) atau hydroponic green fodder (Petkova, 2017). Sistem hidroponik adalah teknologi yang revolusioner untuk memproduksi green fodder pada abad ke 21 (Jolad et al., 2018).

Prinsip budidaya hydroponic fodder terletak pada kondisi kelembaban, cahaya, temperatur dan ketersediaan media cair. Beberapa instalasi hidroponik telah dilengkapi dengan sistem otomatis untuk pengaturan aliran air, nutrien, pencahayaan dan kelembaban, tergantung dari kebutuhan setiap jenis tanaman (Petkova, 2017). Girma and Gebremariam (2018) melaporkan bahwa teknik hidroponik adalah proses menumbuhkan biji serealia atau jenis lainnya dengan kelembaban tertentu dan tanpa menggunakan media padat. Lebih lanjut dijelaskan bahwa budidaya hydroponic fodder memerlukan waktu sekitar 7-10 hari. Dalam referensi lain, disebutkan bahwa hydroponic fodder optimal dipanen pada hari ke 8 (Farghaly et al. 2019), 9 (Wahyono et al. 2019), 10 (Al-Karaki and Al-Hashimi, 2012) dan 13 (Nugroho et al. 2015). Variasi umur panen tergatung pada komoditas tanaman yang dibudidayakan.

Sistem hidroponik bergantung terhadap larutan nutrien yang dialirkan untuk menggantikan nutrien yang berada dalam substrat tanah (Lee and Lee 2015). Variasi media cair yang digunakan juga akan mempengaruhi kondisi hydroponic fodder yang di tanam. Beberapa media cair yang digunakan dapat berupa larutan mineral komersial (Wahyono et al., 2018), Bioslurry (Nugroho et al. 2015) maupun air tanah (Farghaly et al., 2019). Sistem pencahayaan juga dapat menggunakan sinar matahari alami (Kumalasari et al., 2017) maupun cahaya fluorescent (Farghaly et al. 2019). Petkova et al. (2017) merangkum bahwa hydroponic fodder memiliki keunggulan berupa : 1) menyediakan pakan yang ramah lingkungan (bebas pestisida dan antibiotik); 2) memiliki keseimbangan energi; 3) menurunkan resiko asidosis dan mastitis; 4) meningkatkan rasio kecernaan; 5) meningkatkan performa reproduksi; 6) meningkatkan berat lepas sapih dan 7) meningkatkan kualitas susu. 


Referensi


Abouelezz, K. F. M., M. A. M. Sayed and M. A. Abdelnabi. 2019. Evaluation of hydroponic barley sprouts as a feed supplement for laying Japanese quail: Effects on egg production, egg quality, fertility, blood constituents, and internal organs. Animal Feed Science and Technology 252 : 126–135.

Al-Karaki, G. N., and M. Al-Hashimi. 2012. Green Fodder Production and Water Use Efficiency of Some Forage Crops under Hydroponic Conditions. ISRN Agronomy  : 1–5.

Chrisdiana, R. 2018. Quality and Quantity of Sorghum Hydroponic Fodder from Different Varieties and Harvest Time. IOP Conference Series : Earth and Environmental Science : 1-5.

Ebenezer, R. J., P. P. T. Gnanaraj, T. Muthuramalingam, T. Devi, A. Bharathidasan and A. S. Sundaram. 2018. Growth performance and economics of feeding hydroponic maize fodder with replacement of concentrate mixture in new zealand white rabbit kits. Journal of Animal Health and Production. 6 (2) : 73–76.

Farghaly, M. M., M. A. Abdullah, I. M. Youssef, I. R. Abdel-Rahim and K. Abouelezz. 2019. Effect of feeding hydroponic barley sprouts to sheep on feed intake, nutrient digestibility, nitrogen retention, rumen fermentation and ruminal enzymes activity. Livestock Science. 228 : 31–37.

Fazaeli, H., H. A. Golmohammadi, S. N. Tabatabayee and M. Asghari-Tabrizi. 2012. Productivity and nutritive value of barley green fodder yield in hydroponic system. World Applied Sciences Journal. 16 (4) : 531–539.

Francis, J. M., G. Apgar, K. G. Crandell, G. Handlos and E. B. Perry. 2018. The Effects of Hydroponic Wheat Fodder on Fecal Metabolites in Equines. Journal of Equine Veterinary Science. 70 : 84–90.

Girma, F. and B. Gebremariam. 2018. Review on Hydroponic Feed Value to Livestock Production. Journal of Scientific and Innovative Research. 7 (4) : 106–109.

Jolad, R., S. D. Sivakumar, C. Babu and N. Srithran. 2018. Performance of Different Crops under Hydroponics Fodder Production System. Madras Agricultural Journal. 105 (1–3) : 50–55. 

Kumalasari, N. R., A. T. Permana, R. Silvia and A. Martina. 2017. Interaction of Fertilizer, Light Intensity and Media on Maize Growth in Semi-Hydroponic System for Feed Production. In The 7th International Seminar on Tropical Animal Production, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Lee, S., and J. Lee. 2015. Beneficial bacteria and fungi in hydroponic systems: Types and characteristics of hydroponic food production methods. Scientia Horticulturae. 195 : 206–215.

Marta, Y. 2016. Manajemen Padang Penggembalaan di BPTU-HPT Padang Mengatas. Pastura 6 (1) : 37 - 42.

Nugroho, H. D., I. G. Permana and Despal. 2015. Utilization of Bioslurry on Maize Hydroponic Fodder as a Corn Silage Supplement on Nutrient Digestibility and Milk Production of Dairy Cows. Media Peternakan 38(April) : 70–76.

Petkova, M. 2017. Hydroponic Green Fodder - Nutritional Potential Found in Bulgaria. EC Nutrition. 10 (1) : 15–17.

Wahyono, T., D. Sukandar, R. K. Dewi, W. Kurniawan and Sihono. 2020. Pengaruh Perbedaan Varietas terhadap Profil Tanaman Sorghum Green Fodder yang Ditanam Secara Hidroponik. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Peternakan Tropis. 7(2) : 101–109.

Wahyono, T., H. Khotimah, W. Kurniawan, D. Ansori and A. Muawanah. 2019. Karakteristik Tanaman Sorghum Green Fodder (SGF) Hasil Penanaman Secara Hidroponik yang Dipanen pada Umur yang Berbeda. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Peternakan Tropis. 6 (2) : 166–174.

Wahyono, T., I. Sugoro, A. Jayanegara, K. G. Wiryawan and D. A. Astuti. 2019. Nutrient Profile and In vitro Degradability of New Promising Mutant Lines Sorghum as Forage in Indonesia. Advances in Animal and Veterinary Sciences. 7 (9) : 810–818.

Wahyono, T., S. N. W. Hardani and I. Sugoro. 2018. Low Irradiation Dose for Sorghum Seed Sterilization: Hydroponic Fodder System and In Vitro Study. Buletin Peternakan. 42 (3) : 215–221.

Zahera, R., I. G. Permana and Despal. 2015. Utilization of Mungbean’s Green House Fodder and Silage in the Ration for Lactating Dairy Cows. Media Peternakan. 38 (2) : 123–131. 



Komentar