Jejak Karbon dari Industri Peternakan

Jejak Karbon dari Industri Peternakan

 

Industri peternakan adalah salah satu sektor penting dalam ekonomi global, menyediakan sumber protein utama bagi miliaran orang. Namun, di balik manfaatnya, sektor ini juga bertanggung jawab atas sejumlah besar emisi gas rumah kaca (GRK). Jejak karbon dari peternakan, terutama dari produksi daging dan susu, merupakan kontributor signifikan terhadap perubahan iklim.

Jejak karbon mengacu pada total emisi gas rumah kaca yang terkait dengan aktivitas tertentu, dalam hal ini, produksi peternakan. Komponen utama jejak karbon dari peternakan mencakup emisi metana (CH4), dinitrogen oksida (N2O), dan karbon dioksida (CO2).

1.     Emisi Metana

Metana adalah gas rumah kaca yang sangat potent dengan potensi pemanasan global sekitar 25 kali lebih besar daripada CO2 dalam jangka waktu 100 tahun. Metana dihasilkan terutama dari fermentasi enterik pada hewan ruminansia seperti sapi, domba, dan kambing. Selain itu, pengelolaan limbah ternak, khususnya dalam sistem pencernaan anaerobik, juga menyumbang emisi metana yang signifikan.

2.    Emisi Dinitrogen Oksida

Dinitrogen oksida (N2O) adalah gas rumah kaca lainnya yang memiliki potensi pemanasan global sekitar 298 kali lebih kuat daripada CO2. N2O sebagian besar dihasilkan dari penggunaan pupuk nitrogen dalam produksi pakan ternak dan penguraian kotoran ternak.

3.    Emisi Karbon Dioksida

Karbon dioksida dihasilkan dari beberapa aktivitas terkait peternakan, termasuk pembakaran bahan bakar fosil untuk transportasi, pemrosesan, dan distribusi produk ternak. Selain itu, perubahan penggunaan lahan seperti deforestasi untuk lahan penggembalaan dan produksi pakan ternak juga melepaskan CO2 ke atmosfer.

Metode Mengukur Emisi

 Mengukur jejak karbon dari peternakan melibatkan beberapa pendekatan dan alat untuk memastikan akurasi dan transparansi.

1.     Inventarisasi Emisi

Inventarisasi emisi adalah metode untuk mengidentifikasi dan menghitung semua sumber emisi GRK dalam suatu sistem produksi. Ini termasuk emisi langsung dari hewan dan aktivitas terkait, serta emisi tidak langsung dari rantai pasokan seperti produksi pakan dan perubahan penggunaan lahan.

2.    Model Estimasi Emisi

Model seperti IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories digunakan untuk memperkirakan emisi berdasarkan data aktivitas dan faktor emisi standar. Model ini memungkinkan penghitungan yang lebih komprehensif dengan mempertimbangkan berbagai variabel seperti jenis hewan, praktik manajemen, dan kondisi lingkungan.

3.    Alat Kalkulator Jejak Karbon

Alat-alat seperti Cool Farm Tool dan FAO's Global Livestock Environmental Assessment Model (GLEAM) membantu peternak dan produsen menghitung jejak karbon dari operasi mereka. Alat-alat ini memungkinkan analisis yang lebih terperinci dan pengidentifikasian area untuk perbaikan.

Komentar