#IniUntukKita - Pentingnya Pemahaman Literasi Ekonomi di Kalangan Millenials

Sumber : PicsArt

Apa yang terlintas dipikiran kita jika mendengar kata "Literasi" ? Belajar, ilmu, pendidikan, pembelajaran, kemampuan menulis atau membaca serta pengetahuan. Hampir semua dari kita akan menjawab hal yang serupa.  Menurut Matsuura (Director-General of the United Nations Educational, Scientific and Cultural Organisation) literasi bukan hanya saja menyangkut keahlian berpikir dan membaca melainkan juga menyangkut proses pembelajaran (learning) dan keahlian hidup (life skill) yang akan digunakan manusia, komunitas ataupun suatu bangsa untuk bertahan dan secara berkelanjutan mengalami perubahan. Singkatnya, literasi berperan menjadi pembuka pikiran kita, sehingga kita mampu bersikap secara tepat sesuai dengan berbagai kondisi dan informasi yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

Pada kesempatan yang baik ini, pembahasan mengenai literasi akan disandingkan dengan ekonomi. Sebelum berlanjut ke topik "Literasi Ekonomi". Ada baiknya kita mengetahui apa itu "Ekonomi". Banyak diantara kita sudah mendengar kata ekonomi sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Seiring dengan bergulirnya waktu definisi ekonomi terus berubah dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Saat ini, ekonomi diyakini sebagai ilmu yang mempelajari tentang bagaimana kita memenuhi kebutuhan dan keinginan yang tak terbatas menggunakan sumber daya yang terbatas. Karena keterbatasan tersebut muncullah pilihan (choice) yang harus kita pilih agar tetap mampu bertahan.

Dilansir pada laman Kominfo Republik Indonesia istilah millenial (Generasi Y) berasal dari millennials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya. Para pakar menggolongkannya berdasarkan tahun awal dan akhir. Penggolongan generasi Y terbentuk bagi mereka yang lahir pada 1980 - 1990, atau pada awal 2000, dan seterusnya. The Nielsen Global Survey of E-commerce melakukan penelitian yang menggambarkan perilaku generasi millenials yang cenderung memilih jalur daring untuk membeli beragam produk atau jasa. Biasanya kita cenderung lebih tertarik pada hal-hal yang kita lihat. Ditambah lagi kemudahan berbelanja di platform belanja online seperti adanya diskon, tukar poin, cashback, layanan bayar di tempat (cash on delivery) dan masih banyak lagi. Siapa yang tidak tergiur melihat kemudahan akses berbelanja tersebut ?. Diantara kita mungkin ada yang membeli seperangkat alat make up yang bernuansa peach hanya karena suka warna peach, atau membeli barang karena lagi hits, bahkan membeli cermin karena terlihat aesthetic, lucu dan menggemaskan. Jika pemahaman kita terhadap literasi ekonomi sudah sampai pada tahap "menjadi konsumen cerdas", maka kita bisa mengontrol diri untuk mengikis keinginan belanja barang-barang yang sebenarnya tidak kita perlukan.

Sumber : Dokumentasi pribadi

Pentingnya literasi ekonomi juga diperlukan ketika kita berbalanja langsung. Misalnya melakukan belanja bulanan di minimarket (biasanya anak kosan). Rencana awal hanya ingin membeli peralatan dan perlengkapan mandi yang sudah habis dan sedikit cemilan sehat (read : Susu dan roti). Namun saat sampai di minimarket mata dan kaki melangkah ke arah yang tidak semestinya. Lewat rak mie instan, terpilihlah 2 bungkus mie rebus dan 2 bungkus mie goreng. Kemudian lewat rak parfume, iseng-iseng menyium aroma parfum (ternyata suka) dan tanpa sadar sudah masuk dalam keranjang belanja. Saat proses pembayaran di kasir ada cokelat dan teman-temannya, dalam hati berkata "ini perlu kalau lagi badmood", akhirnya terbeli juga si cokelat itu. Disini kita kembali belajar tentang pentingnya literasi ekonomi. Pemahaman literasi ekonomi yang baik akan membuka peta pikiran kita sehingga mampu mendeteksi secara cermat mana yang kebutuhan dan mana yang hanya sekedar keinginan. Terkadang kita perlu membuat list belanja agar tidak terjadi pemborosan.

Sumber : Pinterest

Untuk belanja perlengkapan dapur juga perlu pemahaman literasi ekonomi yang bijak. Pergi ke pasar tradisional dengan tujuan membeli beras dan bahan-bahan untuk membuat opor ayam. Setelah semua tujuan berhasil didapat, ternyata dari kejauhan tampak orang-orang berkumpul pada satu titik. Dengan tingkat keingin-tahuan yang tinggi, kaki melangkah mendekati kerumunan tersebut. "Blender Serbagunanya bu, satu alat yang punya banyak fungsi" Tutur penjual blender tersebut. Jika kita mulai tertarik, kita akan berdiam disana dan mencoba fokus terhadap apa yang penjual tersebut ucapkan. Ditambah lagi dengan adanya kalimat "Hari ini ada diskon bu, pembelian 1 set juga akan dapat hadiah tambahan. Proses pembayaran juga bisa cash atau kredit bu". Kita akan masuk pada tahap bertanya pada penjual. Kalau sudah begini sedikit sekali kita mampu mengendalikan diri untuk tidak membelinya karena kita berpikir bahwa ini adalah kesempatan yang bagus, belum tentu ada kesempatan yang sama dilain waktu. Padahal jika kita memahami konsep dari literasi ekonomi dengan bijak, kita bisa mengendalikan diri untuk mengelola sumber daya (money) dan mampu membuat keputusan tentang apa yang sebaiknya dihindari. Sejatinya, pemahaman tentang literasi ekonomi berfokus pada tujuan keuangan di masa mendatang.

Sumber : Pinterest

Kondisi ekonomi yang sedang mengalami kesulitan sebagai dampak dari pandemi covid-19 saat ini seharusnya tidak begitu dirasakan jika kita sudah memahami konsep dari "Literasi Ekonomi". Menurut penulis literasi ekonomi berarti pemahaman tentang suatu hal yang benar-benar dibutuhkan, sehingga mampu mengendalikan diri dan menetapkan keputusan ekonomi demi keberlangsungan hidup selanjutnya. Kita harus mampu melihat semua aspek dari besarnya manfaat yang akan kita peroleh, bukan pada besarnya biaya yang harus kita keluarkan. Setidaknya dengan menerapkan konsep tersebut kita bisa mengelola dan mengendalikan urusan ekonomi kita dalam kehidupan sehari-hari. 

Untuk mempermudah pemahaman kita tentang literasi ekonomi mari simak contoh berikut ini :

Seseorang pergi ke mall untuk membeli sebuah jam tangan sebagai kado untuk temannya yang akan berulang tahun.  Sampai di mall dia melewati etalase toko busana yang menempelkan tulisan "Diskon 50% + 25% All Item !" pada kacanya. Mulai timbul ketertarikan untuk masuk ke toko tersebut (girls can relate). Keputusan sepenuhnya berada pada diri orang tersebut. Apakah yang akan dipilih ?

1. Membeli kado sekaligus item yang sedang diskon. (Pilihan yang kurang efisien, karena tidak memikirkan masa yang akan datang)

2. Hanya membeli kado  (Pilihan  yang cerdas, karena mampu mengontrol diri)

3. Membeli item yang sebenarnya tidak masuk dalam rencana (Pilihan yang keliru, karena hanya melampiaskan keinginan a.k.a nafsu konsumtif)

Berdasarkan contoh diatas, sudah sangat jelas bahwa literasi ekonomi sangat berperan penting dalam kehidupan kita. Pemahaman terhadap literasi ekonomi yang baik akan mengarahkan kita pada pola berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak dan mengambil keputusan dalam urusan ekonomi. Jadikan literasi ekonomi sebagai pondasi kokoh untuk bisa menentukan pilihan yang cerdas dan efektif. Mari sama-sama kita belajar mengimplementasikan literasi ekonomi yang sudah kita pahami bersama.

#samasamabelajar #samasamabahagia #salamliterasi #literasiekonomi #Indonesia

Komentar