Kasus Tibial Dyschondroplasia Pada Broiler : Penyebab, Gejala, dan Dampaknya

    Tibial dyschondroplasia (TD) adalah penyakit tulang tibiotarsal paling kritis pada unggas yang tumbuh cepat yang mengganggu perkembangan sehat dari plat pertumbuhan tibialis (Nabi et al. 2016). Pada kasus TD, plat pertumbuhan tibialis dan kondrosit tidak terorganisir, memiliki lebih sedikit pembuluh darah, dan tidak ada demarkasi antara zona proliferasi dan zona hipertrofik (Mehmood et al. 2019). Kondrosit belum matang dan lebih besar dari kondrosit normal. Lesi TD terdapat pada plat pertumbuhan proksimal tulang tibia, yang meliputi jaringan avaskular, nonmineralisasi (nonkalsifikasi), dan tulang rawan tumpul. Secara histologis, kartilago tidak menunjukkan adanya pembuluh darah dan vaskularisasi karena zona prehipertrofik (vaskular) membesar dan bergabung dengan zona kartilago avaskular (Leach and Monsonego-Ornan, 2007; Nabi et al. 2016). Sketsa plat pertumbuhan pada ayam sehat dan TD ditampilkan pada Gambar 1. 



Penyebab

    Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya TD, termasuk kecenderungan genetik, rasio kalsium : fosfor yang tidak tepat dalam pakan (yaitu kelebihan fosfor relatif), asidosis metabolik akibat ketidakseimbangan elektrolit dalam pakan (kelebihan klorida pada jumlah natrium dan fosfor), ion kalium, defisiensi tembaga, sistein pakan berlebih atau homosistein dan beberapa mikotoksin (Thorp, 2008).  

    Angka prevalensi yang akurat tidak tersedia karena TD sebagian besar sub-klinis dan tidak menghasilkan tingkat kematian yang besar (Crespo and Shivaprasad, 2011) serta memiliki insiden yang sangat bervariasi (Leach and Monsonego-Ornan, 2007), tetapi hal itu berkontribusi pada kelemahan kaki secara umum yang dinyatakan sebagai keengganan untuk bergerak. Efek terakhir ini dapat menimbulkan kekhawatiran dan konsekuensi yang cukup besar bagi peternak ayam broiler di bawah sistem produksi modern. Kerugian ekonomi yang cukup besar telah dikaitkan dengan kejadian kasus TD (Pines et al. 2005). 

    Pemilihan periode penggemukan yang lebih pendek dan lebih cepat menyebabkan peningkatan terjadinya kelainan skeletal ini. Hal ini dapat dikaitkan dengan defisiensi sementara selama fase pertumbuhan cepat tulang panjang, terutama tibia, karena tibia proksimal adalah tempat lempeng pertumbuhan yang paling cepat tumbuh (Angel, 2007). Keengganan untuk bergerak dapat mengakibatkan kerusakan pada unggas atau penurunan laju pertumbuhan karena berkurangnya akses ke tempat makan (Wideman, 2016). Selain itu, waktu penetasan yang lebih awal juga merupakan salah satu penyebab ayam broiler mengalami tibial dyschondroplasia (Groves and Muir, 2017).

Gejala

     Tibial dyschondroplasia (TD) adalah penyakit tulang tibiotarsal metabolik pada unggas yang tumbuh pesat di seluruh dunia, yang ditandai dengan gangguan gaya berjalan, pertumbuhan yang berkurang, dan ketimpangan yang tidak dapat dipulihkan. Gejala klinis yang timbul akibat kasus TD pada unggas antara lain adalah gaya berjalan yang abnormal, kepincangan, lumpuh, keengganan untuk berdiri, gerakan berkurang dan nyeri kronis. Perberdaan antara ayam sehat dengan ayam yang mengalami TD dapat dilihat pada Gambar 2. 

    Ayam broiler yang mengalami TD juga akan memperlihatkan perilaku mencari makan yang berkurang dan posisi istirahat yang berbeda jika dibandingkan dengan ayam yang sehat (Gambar 3). 


        Insiden TD dievaluasi berdasarkan terjadinya sumbat tulang rawan di kepala proksimal tibiotarsus, seperti yang diilustrasikan oleh Kestin et al. (1990) dan Edwards and Veltman (1983). (Gambar 4). Sistem penilaiannya dari 0 hingga 3: 0) tulang rawan normal, 1) tulang rawan menebal atau menunjukkan sangat tidak teratur, 2) tulang rawan cartilage menebal dengan bukti prehipertrofik yang bertahan tulang rawan, dan 3) terdapat massa tulang rawan yang besar di ujung proksimal tibiotarsus.


 Dampak

        TD adalah anomali tulang paling umum yang terkait dengan pertumbuhan cepat pada banyak spesies unggas, yang mengakibatkan terjadinya deformasi tulang dan ketimpangan (Farquharson and Jefferies, 2000). Biasanya berkembang antara usia 3 dan 5 minggu (Bradshaw et al. 2002). Leach and Nesheim (1965) melaporkan bahwa ayam jantan lebih rentan terhadap kejadian TD. 
    Gangguan tulang tibiotarsal menyebabkan masalah pergerakan yang jelas dengan peningkatan prevalensi sebesar 30% pada kelompok ayam broiler (Huang et al. 2018). TD adalah masalah kaki yang sulit diatasi pada ayam tipe broiler yang tumbuh cepat yang menyebabkan deformasi tulang dan ketimpangan kaki (Huang et al. 2017). Tibial dyschondroplasia (TD) berkontribusi pada kelemahan kaki pada ayam broiler dan keengganan untuk bergerak yang dapat menyebabkan kerusakan pada unggas dan mengurangi asupan pakan. Siklus produksi yang pendek pada ayam dan siklus metabolisme yang panjang pada sebagian besar obat dengan residu obat yang parah, dan biaya pengobatan yang tinggi sangat membatasi antusiasme untuk pengobatan kasus TD pada unggas. 
        Kerugian ekonomi yang disebabkan oleh TD melalui kematian dan bahan yang dibuang sangat besar, yaitu mencapai 30% selama wabah (McNamee et al. 1998). Unggas dengan lesi berat cenderung mengalami patah tulang selama transportasi ke rumah pemotongan hewan, yang selanjutnya meningkatkan kerugian ekonomi. Selain itu, khusus untuk ayam pedaging, kepincangan terkait TD merupakan penyebab utama buruknya kesejahteraan unggas di dalam flok (Bradshaw et al. 2002). Menurut Garcia et al. (2013) penurunan kelainan tungkai menjadi tantangan utama pada ayam jenis broiler karena mengganggu kinerja pertumbuhan, menurunkan kualitas daging dan mengganggu status kesejahteraan unggas.

References

Farquharson, C., J.L.Berry, E.B.Mawer, E.Seawright, and C.C. Whitehead. 1998. Ascorbic acid-induced chondrocyte terminal differentiation: the role of the extracellular matrix and 1,25-dihydroxy vitamin D. Eur. J. Cell Biol. 2:110–118. 

Huang, S.C., Rehman, M.U., Lan, Y.F., Qiu, G., Zhang, H., Iqbal, M.K., Luo, H.Q., Mehmood, K., Zhang, L.H., Li, J.K., 2017. Tibial dyschondroplasia is highly associated with the suppression of tibial angiogenesis through regulating the HIF1α/VEGF/VEGFR signaling pathway in chickens. Sci. Rep. 7, 1–15. 

Kestin, S.C., Su, G., and Sørensen, P. 1999. Different commercial broiler crosses have different susceptibilities to leg weakness. Poult. Sci., 78: 1085-1090.

Mehmood, K., H. Zhang, W. Yao, X. Jiang, M.Waqas1, A. Li, Y. Wang, L. Lei, L. Zhang, H. Qamar1, and J. Li1 2019. Protective effect of Astragaloside IV to inhibit thiraminduced tibial dyschondroplasia. Environmental Science and Pollution Research 26.16.

Nabi F, Li K, and Shahzad M. 2016. Gambogic acid inhibits Hsp90 expressions in thiraminduced tibial dyschondroplasia. Pak Vet J 36:224-6.

Thorp, B. H., Whitehead, C. C., and Rennie, J. S. 1991. Avian tibial dyschondroplasia: A comparison of the incidence and severity as assessed by gross examination and histopathology. Research in Veterinary Science, 51(1), 48–54.



Komentar