Dihimpun dari berbagai referensi, berikut ini beberapa alternatif solusi yang bisa diterapkan untuk mencegah ataupun menurunkan kejadian kasus Tibial dyschondroplasia (TD) pada ayam broiler :
1. Mengatur suhu inkubasi telur dan menunda waktu penetasan
Perkembangan embrio awal sangat penting untuk diferensiasi kondrosit dan ini telah dikaitkan dengan kejadian TD selanjutnya (Genin et al., 2008). Variasi awal dalam suhu inkubasi ditemukan mempengaruhi ekspresi gen kolagen yang menghasilkan zona proliferasi yang lebih luas dari lempeng pertumbuhan tibialis dan ini tampak lebih jelas dengan suhu awal yang lebih rendah. Studi Shim and Pesti (2011) yang menggunakan telur broiler Cobb menunjukkan bahwa suhu inkubasi awal yang lebih tinggi menyebabkan penetasan lebih awal dan menyarankan bahwa persinggahan yang lebih lama dari tukik awal di inkubator dan waktu yang lama untuk penempatan anak ayam dapat menjelaskan efek yang diamati pada perkembangan tulang termasuk TD.
Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan pengaruh suhu inkubasi yang tinggi pada perkembangan lempeng pertumbuhan anak ayam (Oznurlu et al., 2016), yang mungkin berimplikasi pada penyakit perkembangan tulang seperti TD. Tingkat pertumbuhan awal pada anak ayam juga sangat terlibat (Leach and Monsonego-Ornan, 2007) dalam pengembangan TD. Penelitian Groves and Muir (2014) menggunakan strain broiler yang berbeda dan menggunakan suhu inkubasi awal yang lebih rendah yang konsisten setiap hari dan ditingkatkan secara bertahap dari waktu ke waktu telah menunjukkan peningkatan yang konsisten dalam kekuatan tulang.
2. Pembatasan pakan
Respons unggas terhadap pemberian makan sangat jelas. Unggas yang diberi makan lebih sedikit setiap hari memiliki bobot tubuh yang lebih rendah dan konsumsi pakan per unit pertambahan berat badan lebih besar daripada unggas yang diberi makan terus menerus. Dalam pencahayaan intermiten ada peningkatan efek negatif dari pemberian makan.
Pembatasan pemberian pakan secara signifikan mengurangi kejadian TD, tetapi ini mungkin berkorelasi dengan penurunan berat badan, yang diharapkan, karena korelasi positif antara TD dan berat badan diketahui (Su et al., 1999). Berdasarkan penelitian Roberson et al. (2002) kejadian TD dan keparahan lesi TD menurun ketika waktu makan dibatasi. Insiden TD menurun 25 sampai 33% dan jumlah lesi TD parah berkurang 50 sampai 80% ketika waktu makan dibatasi. Abu tulang meningkat pada perlakuan kekurangan pakan (pakan dibatasi). Hasil penelitian Roberson et al. (2002) menunjukkan bahwa kekurangan pakan selama delapan jam pada berbagai interval harian akan mengurangi kejadian TD pada unggas yang diberi makan rasio Ca:P 2:1. Hal ini mungkin terkait dengan penurunan sementara dalam tingkat sirkulasi IGF-I.
3. Suplementasi vitamin C (Asam Askorbat
Vitamin C bermanfaat bagi perkembangan tulang dan tulang rawan pada unggas. Selain penting untuk perkembangan tulang, tulang rawan, dan jaringan ikat, vitamin C terlibat dalam beberapa proses biologis, termasuk pembentukan dan pemeliharaan kolagen, dan merangsang sistem kekebalan dengan meningkatkan ketahanan terhadap penyakit (Sgavioli et al. 2013; Chand et al. 2014). Pakan yang dilengkapi dengan vitamin C dapat mengurangi kejadian masalah tulang, seperti dyschondroplasia tibialis, pada ayam pedaging (Farquharson et al. 1998).
Dalam penelitian Petek et al. (2014) suplementasi vitamin C dalam ransum mempengaruhi ketebalan kortikal tibiotarsus yang merupakan salah satu indikator utama kelemahan tungkai. Konsentrasi tambahan vitamin C sebanyak 150 mg/l dalam air minum dapat meningkatkan ketebalan kortikal tibiotarsus secara signifikan (P<0.001). Temuan ini penting karena tidak ada perbedaan statistik untuk berat badan dan tidak ada korelasi yang signifikan antara lebar kortikal dan berat badan pada kelompok ayam broiler yang diberi suplementasi vitamin C.
Referensi
Chand, N., S. Naz, A. Khan, S. Khan, and R. U. Khan. 2014. Perfor-mance traits and immune response of broiler chicks treated with zinc and ascorbic acid supplementation during cyclic heat stress.Int. J. Biometeorol. 58:2153–2157.
Groves, P. J., and W. I. Muir Faculty. 2017. Earlier hatching time predisposes Cobb broiler chickens to tibial dyschondroplasia. Animal, 11 (1) : 112–120.
Leach RM Jr and Monsonego-Ornan E. 2007. Tibial dyschondroplasia 40 years later. Poultry Science 86, 2053–2058.
Oznurlu Y, Sur E, Ozaydin T, Celik I and Uluisik D 2016. Histological and histo- chemical evaluations on the effects of high incubation temperature on the embryonic development of tibial growth plate of broiler chickens. Microscopy Research and Technique 79, 106–110.
Petek, M., So¨nmez, G., Yildiz, H. and Baspinar, H. 2005. Effects of different management factors on broiler performance and incidence of tibial dyschondroplasia. Brit. Poult. Sci., 46, 16 – 21.
Roberson, K.D., Hill, C.H., and Ferket, P.R. 2002. Effect of intermittent feed deprivation on plasma insulin-like growth factor-1 and tibial dyschondroplasia in broiler chicks. International Journal of Poultry Science, 1 (1) : 22—25.
Sgavioli, S., V. R. Almeida, M. F. F. M. Praes, T. I. Vicentini,J. B. Matos Junior, V. S. Morita, E. B. Malheiros, and I. C.Boleli. 2013. Effects of intra-egg injection of vitamin C on the eggshell mineral absorption, embryo mortality and haematological variables in chicks at hot incubation temperature. Int. J. Poult.Sci. 12:456–463.
Shim, M. Y., A. B. Karnuah, N. B. Anthony, G. M. Pesti, and S. E. Aggrey. 2012. “The Effects of Broiler Chicken Growth Rate on Valgus, Varus, and Tibial Dyschondroplasia.” Poultry Science 91: 62–65.
Komentar
Posting Komentar