Pakan Itik Petelur Fase Grower

Pakan Itik Petelur Fase Grower

Gambar 1. Itik Petelur

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 35 Tahun 2007 Tentang Pedoman Budidaya Itik Petelur Yang Baik, pakan yang dipergunakan harus cukup dan memenuhi persyaratan sehat dan hygienis serta berkualitas sesuai dengan kebutuhannya. Selain itu sediaan biologis, premix, pharmacetix dan sediaan obat alami dapat dipergunakan sebagi pelengkap pakan atau imbuhan pakan pada usaha budidaya itik petelur dan harus telah memperoleh Nomor Pendaftaran Obat Hewan dan  pakan yang dipergunakan harus telah memperoleh Nomor Pendaftaran Pakan. Pemberian pakan yang berkualitas diharapkan mampu memenuhi kebutuhan itik untuk dapat berproduksi secara optimal. Berikut ini adalah kebutuhan nutrisi yang harus terpenuhi dalam pakan itik petelur :

Tabel 1. Kebutuhan Gizi Itik Petelur fase grower 

Zat Makanan

Grower

(8-24 Minggu)

Protein Kasar (%)

Min. 15

Lemak Kasar (%)

Min. 3,5

Serat Kasar (%)

Max. 7

Abu (%)

Max. 8

Energi (kkal EM/kg)

Min. 2700

Metionin (%)

Min. 0,35

Lisin (%)

Min. 0,7

Ca (%)

0,6 – 1

P tersedia (%)

0,4

Aflatoxin (ppb)

Max. 20

Sumber : SNI (01-3909-1995)

Protein adalah zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, menggantikan jaringan tubuh yang sudah tua dan untuk pembentukan antibodi yang berguna untuk melawan penyakit di dalam tubuh.  Penentuan kebutuhan protein selalu dihubungkan dengan tingkat energi dalam pakan karma protein dapat dijadikan sebagai sumber energi dan dibutuhkan dalam pembentukan protein.

Kandungan serat kasar yang tinggi dapat mempengaruhi ketersediaan kalsium dan phosphor dalam tubuh itik. Komponen serat kasar yang mengganggu adalah lignin, kandungan lignin yang tinggi akan mempengaruhi ketersediaan mineral dalam usus halus dan mendorong peningkatan ekskresi melalui feses dan elektrolit (Wulandari, 2012).

Vitamin adalah zat gizi yang dibutuhkan sebagai pembantu (katalis) dalam proses pembentukan atau pemecahan zat gizi lain di dalam tubuh, jadi hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Mineral dibutuhkan untuk membentuk kerangka (tulang) tubuh, membantu pencernaan dan metabolisme dalam sel serta untuk pembentukan kerabang (kulit) telur.  Zat kapur atau (Calcium = Ca) dan fosfor (P) adalah zat mineral yang paling banyak dibutuhkan.  Kekurangan zat fosfor akan menurunkan nafsu makan dan menyebabkan pertumbuhan yang terlambat, serta penurunan produksi dan berat telur. 


Gambar 2. Pakan Itik Petelur


Pemberian pakan yang tidak memenuhi nutrisi akan mempengaruhi kerja hormon didalam tubuh itik, jika nutrisi yang diberikan kurang mencukupi kebutuhan itik akan mengakibatkan hormon reproduksi di dalam tubuh itik tidak bekerja secara maksimal, semakin baik kualitas ransum yang diberikan makan akan memicu hormon reproduksi untuk bekerja secara maksimal dalam pembentukan telur begitu pula sebaliknya (Latifa, 2007). Ketergantungan pada pakan komersil dalam jumlah besar akan menjadi masalah bagi peternakan itik petelur karena tingginya biaya produksi yang dikeluarkan. Peternakan berkah selalu menyediakan stok pakan yang akan diberikan kepada ternak itik didalam gudang pakan (Gambar 5). Namun adakalanya stok pakan habis, hal tersebut diatasi dengan pemberian dedak padi. Pemberian dedak padi dilakukan agar itik tidak kelaparan dan tetap memiliki energi untuk bertahan hidup. Dedak padi yang diberikan berasal dari penggilingan padi yang ada didesa-desa. Menurut Wibawa, dkk (2015) penggunaan dedak padi sebagai pakan unggas memiliki keterbatasan  yaitu kandungan proteinnya yang rendah, mudah tengik, dan adanya asam fitat yang mampu mengikat mineral Ca dan P, serta mengikat protein menjadi fitat-protein kompleks yang berdampak pada menurunnya manfaat serta kecernaannya.

Komentar