Alur proses produksi pakan ternak (in process QA)

 Alur proses produksi pakan ternak (in process QA)

Proses produksi pakan di pabrik, meliputi : purchasing order (pemesanan), purchasing (pembelian), receiving (penerimaan), quality control (pengawasan kualitas), warehousing (penggudangan), processing (pemrosesan), loading (pengangkutan), dan marketing (pemasaran).

Prosedur pembelian dan penerimaan bahan baku yang dikembangkan oleh bagian manajemen perusahaan merupakan garis pertahanan awal dalam keamanan pabrik, kualitas ransum dan memberikan kontribusi terhadap keuntungan perusahaan. Industri pakan ternak harus mengembangkan dan mengikuti suatu prosedur penerimaan bahan baku yang meliputi pemeriksaan dokumen bahan yang dikirim, pemeriksaan sensorik (sensory) bahan baku dan dokumen penerimaan. Prosedur penerimaan bahan baku diperlukan untuk menjamin bahan baku yang datang sesuai dengan spesifikasi kualitas kontrak pembelian.

Processing merupakan proses produksi dalam industri pakan. Alat yang biasa digunakan dalam processing, yaitu Intake, Bin, Grinder (Hammer mill/Burr mil/Atrition mill/disc mill/roller mill/Combination mill), mixer, expander, pelleter, cooler, crumbler, dan mesin jahit karung. Hal yang harus ditekankan dalam processing, yaitu harus diadakan pengecekan rutin terlebih dahulu terhadap :

1. Formula ransum

2. Obat-obatan dan premix

3. Kondisi mixer dan alat-alat lain, biasanya akan macet bila terkena logam dan over load (kapasitas berlebih)

4. Penyiapan plastik bag dan label

5. Pekerja-pekerja sudah harus siap dan konsentrasi penuh

 

Tahap-tahap proses produksi pakan ternak (konsentrat itik petelur) adalah sebagai berikut :

1.   Pengeringan (Drying)

Proses pengeringan dilakukan pada bahan baku dengan penerapan panas yang terkontrol untuk menghilangkan kadar air sebagian (secara normal) dalam pakan melalui evaporasi. Tujuan dari pengeringan bahan baku adalah untuk mempertahankan waktu simpan dengan menurunkan aktivitas air dan mempermudan proses selanjutnya. Pengawasan mutu proses drying dilakukan dengan cara mengukur kadar air bahan yang dikeringkan. Jika kadar air >14% maka proses pengeringan harus tetap dilakukan, namun jika kadar air bahan <14% maka bahan dapat dilanjutkan ke tahapan proses selanjutnya.

2.   Penyaringan

Sebelum bahan baku masuk kedalam bin, bahan baku melalui permanent magnetic plate yang akan memisahkan logam dan kotoran besi. Selanjutnya, bahan baku akan melalui drum siever sehingga bahan baku dibersihkan dari kotoran plastik, kayu dan benda keras lainnya.

3.   Penimbangan

Bahan baku yang terdapat dalam bin bahan baku akan ditimbang dengan weight bridge sesuai dengan formula yang diinginkan. Bahan yang sudah ditimbang, kemudian dibawa dengan screw conveyor siclon dan chain conveyor dan elevator belts dan buckets ke day bin untuk menunggu proses penggilingan.


4.   Penggilingan (Grinding)


Grinding adalah penggilingan bahan baku pabrik pakan yang bertujuan untuk memperkecil ukuran partikel suatu bahan (reduced material) menjadi butiran kasar atau tepung (Henderson and Perry 1974). Sebelum bahan baku masuk ke proses penggilingan, bahan baku akan melalui day bin yaitu bahan antrian yang akan memisahkan bahan baku yang diinginkan untuk pertama kali diproduksi. Setelah itu bahan baku akan masuk kedalam vibrator untuk memisahkan bahan baku kasar dan bahan baku halus.

Proses penggilingan, selain untuk mempermudah kegiatan processing juga untuk memperoleh ukuran partikel bahan yang dikehendaki agar ternak mudah mengonsumsi pakan dan sebagai tujuan akhir adalah untuk meningkatkan performa ternak. Alat yang digunakan dalam proses grinding adalah grinder.

Bahan baku kasar akan melalui proses penggilingan yang dilakukan dengan mesin hammer mill 205 A dengan kecepatan 3000 rpm dan daya sebesar 132 KW terlebih dahulu sebelum masuk kedalam mesin mixer, sedang bahan halus tidak melalui penggilingan langsung menuju mixer. Bahan yang masuk akan melalui proses pemukulan dengan kecepatan tinggi sehingga bahan baku akan terpukul dan terlempar kearah saringan /pengayak yang dipasang sepanjang sisi mesin penggiling. Udara panas hasil penggilingan dihisap oleh blower melalui dust filter sehingga udara panas yang bersih dibuang ke udara, sedangkan debu yang tersaring jatuh kembali ke mesin penggiling. Pada proses ini, blower berfungsi untuk mempercepat proses penggilingan sehingga bahan yang halus akan cepat tersaring dan bahan yang kasar akan cepat terpukul oleh pisau- pisau. Hasil penggilingan dibawa ke mesin mixer untuk menunggu proses selanjutnya.


5.   Pencampuran (Mixing)


Mixing adalah proses pencampuran beberapa bahan baku pakan yang bertujuan untuk memperoleh hasil adukan yang homogen (Wanasuria, 1996). Hasil pengadukan yang baik akan meningkatkan penampilan ternak mengingat terdapat banyak bahan mikro yang memperhitungkan keamanan penggunaan obat yang harus diterima ternak dalam jumah sedikit. Prinsip utama pencampuran adalah prosesnya harus diselesaikan dengan waktu dan biaya minimum untuk menghasilkan produk yang seragam (Fahrenholz, 1994).

Prinsip kerja pada mesin mixer adalah menciptakan arus yang akan mencampur bahan-bahan secara homogen. Proses pencampuran disebabkan oleh difusi small irregukar movement dan konveksi longitudinal movement (Goh, 2002). Homogenitas campuran dapat dilihat secara fisik, kimia, dan biologi (Herman and Bhenke 1994) :

1. Secara fisik melalui pengamatan ransum secara langsung terhadap pencampuran bahan pakan antara satu dengan yang lainnya.

2.   Secara kimia, yaitu melalui uji di laboratorium.

3. Secara biologi, yaitu berdasarkan dampak pemberian campuran pakan terhadap ternak.

Hasil campuran mesin mixer berupa mess yang kemudian dibawa ke bin finish product karena produk yang diinginkan adalah konsentarat itik petelur dalam bentuk mash (tepung) yang selanjutkan akan dikemas.

Kualitas proses pencampuran yang homogen akan menentukan kualitas pakan yang dihasilkan yang pada akhirnya akan meningkatkan penampilan ternak. Homogenitas diperlukan untuk menjaga zat-zat mikro tersebar merata. Homogenitas sangat ditentukan oleh lama waktu pemutaran mixer, sehingga mixing time menjadi parameter utama untuk melakukan pengawasan terhadap mutu proses mixing. Menurut Trisyulianti et al. (2005) waktu pencampuran kering yang ideal adalah 30-40 detik, sedangkan waktu pencampuran basah yang ideal adalah 150-160 detik.


6.     Pengepakan (packing)

Produk jadi berupa mess dari bin produk jadi untuk masing-masing produk akan dibawa ke proses pengarungan. Produk jadi tersebut akan dicurahkan ke karung plastik dengan chain conveyor dan proses tersebut berlangsung secara otomatis dan dilanjutkan dengan penimbangan berat netto produk yang diinginkan. Setelah pengarungan kemudian dijahit dengan sewing machine. Setelah itu dibawa ke gudang produk jadi dengan alat angkut forklift.


Proses produksi pakan di pabrik, meliputi : purchasing order (pemesanan), purchasing (pembelian), receiving (penerimaan), quality control (pengawasan kualitas), warehousing (penggudangan), processing (pemrosesan), loading (pengangkutan), dan marketing (pemasaran).

Prosedur pembelian dan penerimaan bahan baku yang dikembangkan oleh bagian manajemen perusahaan merupakan garis pertahanan awal dalam keamanan pabrik, kualitas ransum dan memberikan kontribusi terhadap keuntungan perusahaan. Industri pakan ternak harus mengembangkan dan mengikuti suatu prosedur penerimaan bahan baku yang meliputi pemeriksaan dokumen bahan yang dikirim, pemeriksaan sensorik (sensory) bahan baku dan dokumen penerimaan. Prosedur penerimaan bahan baku diperlukan untuk menjamin bahan baku yang datang sesuai dengan spesifikasi kualitas kontrak pembelian.

Processing merupakan proses produksi dalam industri pakan. Alat yang biasa digunakan dalam processing, yaitu Intake, Bin, Grinder (Hammer mill/Burr mil/Atrition mill/disc mill/roller mill/Combination mill), mixer, expander, pelleter, cooler, crumbler, dan mesin jahit karung. Hal yang harus ditekankan dalam processing, yaitu harus diadakan pengecekan rutin terlebih dahulu terhadap :

1. Formula ransum

2. Obat-obatan dan premix

3. Kondisi mixer dan alat-alat lain, biasanya akan macet bila terkena logam dan over load (kapasitas berlebih)

4. Penyiapan plastik bag dan label

5. Pekerja-pekerja sudah harus siap dan konsentrasi penuh

 

Tahap-tahap proses produksi pakan ternak (konsentrat itik petelur) adalah sebagai berikut :


1.   Pengeringan (Drying)


Proses pengeringan dilakukan pada bahan baku dengan penerapan panas yang terkontrol untuk menghilangkan kadar air sebagian (secara normal) dalam pakan melalui evaporasi. Tujuan dari pengeringan bahan baku adalah untuk mempertahankan waktu simpan dengan menurunkan aktivitas air dan mempermudan proses selanjutnya. Pengawasan mutu proses drying dilakukan dengan cara mengukur kadar air bahan yang dikeringkan. Jika kadar air >14% maka proses pengeringan harus tetap dilakukan, namun jika kadar air bahan <14% maka bahan dapat dilanjutkan ke tahapan proses selanjutnya.

2.   Penyaringan

Sebelum bahan baku masuk kedalam bin, bahan baku melalui permanent magnetic plate yang akan memisahkan logam dan kotoran besi. Selanjutnya, bahan baku akan melalui drum siever sehingga bahan baku dibersihkan dari kotoran plastik, kayu dan benda keras lainnya.

3.   Penimbangan

Bahan baku yang terdapat dalam bin bahan baku akan ditimbang dengan weight bridge sesuai dengan formula yang diinginkan. Bahan yang sudah ditimbang, kemudian dibawa dengan screw conveyor siclon dan chain conveyor dan elevator belts dan buckets ke day bin untuk menunggu proses penggilingan.


4.   Penggilingan (Grinding)


Grinding adalah penggilingan bahan baku pabrik pakan yang bertujuan untuk memperkecil ukuran partikel suatu bahan (reduced material) menjadi butiran kasar atau tepung (Henderson and Perry 1974). Sebelum bahan baku masuk ke proses penggilingan, bahan baku akan melalui day bin yaitu bahan antrian yang akan memisahkan bahan baku yang diinginkan untuk pertama kali diproduksi. Setelah itu bahan baku akan masuk kedalam vibrator untuk memisahkan bahan baku kasar dan bahan baku halus.

Proses penggilingan, selain untuk mempermudah kegiatan processing juga untuk memperoleh ukuran partikel bahan yang dikehendaki agar ternak mudah mengonsumsi pakan dan sebagai tujuan akhir adalah untuk meningkatkan performa ternak. Alat yang digunakan dalam proses grinding adalah grinder.

Bahan baku kasar akan melalui proses penggilingan yang dilakukan dengan mesin hammer mill 205 A dengan kecepatan 3000 rpm dan daya sebesar 132 KW terlebih dahulu sebelum masuk kedalam mesin mixer, sedang bahan halus tidak melalui penggilingan langsung menuju mixer. Bahan yang masuk akan melalui proses pemukulan dengan kecepatan tinggi sehingga bahan baku akan terpukul dan terlempar kearah saringan /pengayak yang dipasang sepanjang sisi mesin penggiling. Udara panas hasil penggilingan dihisap oleh blower melalui dust filter sehingga udara panas yang bersih dibuang ke udara, sedangkan debu yang tersaring jatuh kembali ke mesin penggiling. Pada proses ini, blower berfungsi untuk mempercepat proses penggilingan sehingga bahan yang halus akan cepat tersaring dan bahan yang kasar akan cepat terpukul oleh pisau- pisau. Hasil penggilingan dibawa ke mesin mixer untuk menunggu proses selanjutnya.


5.   Pencampuran (Mixing)


Mixing adalah proses pencampuran beberapa bahan baku pakan yang bertujuan untuk memperoleh hasil adukan yang homogen (Wanasuria, 1996). Hasil pengadukan yang baik akan meningkatkan penampilan ternak mengingat terdapat banyak bahan mikro yang memperhitungkan keamanan penggunaan obat yang harus diterima ternak dalam jumah sedikit. Prinsip utama pencampuran adalah prosesnya harus diselesaikan dengan waktu dan biaya minimum untuk menghasilkan produk yang seragam (Fahrenholz, 1994).

Prinsip kerja pada mesin mixer adalah menciptakan arus yang akan mencampur bahan-bahan secara homogen. Proses pencampuran disebabkan oleh difusi small irregukar movement dan konveksi longitudinal movement (Goh, 2002). Homogenitas campuran dapat dilihat secara fisik, kimia, dan biologi (Herman and Bhenke 1994) :

1. Secara fisik melalui pengamatan ransum secara langsung terhadap pencampuran bahan pakan antara satu dengan yang lainnya.

2.   Secara kimia, yaitu melalui uji di laboratorium.

3. Secara biologi, yaitu berdasarkan dampak pemberian campuran pakan terhadap ternak.

Hasil campuran mesin mixer berupa mess yang kemudian dibawa ke bin finish product karena produk yang diinginkan adalah konsentarat itik petelur dalam bentuk mash (tepung) yang selanjutkan akan dikemas.

Kualitas proses pencampuran yang homogen akan menentukan kualitas pakan yang dihasilkan yang pada akhirnya akan meningkatkan penampilan ternak. Homogenitas diperlukan untuk menjaga zat-zat mikro tersebar merata. Homogenitas sangat ditentukan oleh lama waktu pemutaran mixer, sehingga mixing time menjadi parameter utama untuk melakukan pengawasan terhadap mutu proses mixing. Menurut Trisyulianti et al. (2005) waktu pencampuran kering yang ideal adalah 30-40 detik, sedangkan waktu pencampuran basah yang ideal adalah 150-160 detik.


6.     Pengepakan (packing)


Produk jadi berupa mess dari bin produk jadi untuk masing-masing produk akan dibawa ke proses pengarungan. Produk jadi tersebut akan dicurahkan ke karung plastik dengan chain conveyor dan proses tersebut berlangsung secara otomatis dan dilanjutkan dengan penimbangan berat netto produk yang diinginkan. Setelah pengarungan kemudian dijahit dengan sewing machine. Setelah itu dibawa ke gudang produk jadi dengan alat angkut forklift.

Daftar Pustaka


Fahrenholz C. 1994. Proportioning and mixing cost center. in Feed Manufacturing Technology IV. 1994. RR McEllhiney, Technical Editor, American Feed Industry Association, Inc. Arlington : 99–102.

Goh LC. 2002. Mixing. Finnfeeds International. www.eFeedLink. 1/2/02.

Henderson, S.M., and R. L. Perry. 1976. Agricultural Processes Engineering. New York: John Wiley and Sons Inc.

Herrman TJ, and K. Behnke. 1994. Testing mixer performance MF 1172. Feed Manufacturing. K. STATE. Manhattan : Department of Grain Science and Industry. Kansas State University Agricultural Experiment Station and Cooperative Extension Service.

Trisyulianti, E., H. Hardjomidjojo, Y. Arkeman, dan S. Saefuddin. 2005. Desain Sistem Pakar untuk Kontrol Kualitas pakan. Media Peternakan, 28 (3) : 136-148.

Wanasuria S. 1996. Akurasi miksing untuk premiks dan pakan. Poultry Indonesia Nopember (201) : 17–20.



Komentar