Pengaruh "Feed Processing" terhadap Konsumsi Pakan pada Broiler

 Resume Jurnal "Feed intake response of broilers: Impact of feed processing"


1. Pendahuluan

Faktor penting yang dapat menentukan laju pertumbuhan ayam broiler adalah  Asupan pakan (Feed Intake), Kriteria pemilihan strain ayam broiler dan kecepatan tumbuhnya, serta asupan nutrisi yang seimbang juga mempengaruhi. Asupan Pakan (Feed Intake) merupakan faktor utama pendorong laju pertumbuhan ayam broiler, maka untuk  mengoptimalkan potensi genetik yang dimiliki ayam broiler modern.

2. Pengaruh ukuran partikel pakan terhadap Feed Intake.

Asupan pakan broiler harus diperhatikan, dan hal ini dipengaruhi oleh ukuran partikel pakan yang menghasilkan pengaruh bervariasi dari jenis biji-bijiannya. Faktor yang mempengaruhi feed intake dari segi pemilihan bahan pakan adalah (Bentuk pakan, Kepadatan nutrisi, Faktor anti-nutrisi), dari segi manajemen adalah (Kepadatan tebar, suhu, pencahayaan, stress, persediaan air),dari segi pemilihan unggas adalah (Genotip, jenis kelamin, umur, kapasitas saluran pencernaan). Penggilingan pakan menjadi  mash ini bertujuan untuk mengurangi ukuran partikel dan mengubah karakteristik fisik bahan untuk meningkatkan luas permukaan, memperbaiki kemampuan pencampuran (mixing) dan homogenitas pakan , serta persiapan peletting (Behnke,1996). Data yang dipublikasikan untuk pengaruh ukuran partikel pada asupan pakan ayam pedaging sedikit berbeda, perbedaan ini disebabkan oleh bentuk fisik pakan (mash vs. pelet) sebagai faktor pembaur utama (Engberg et al., 2002). Dengan adanya  Proses pelleting yang banyak digunakan dalam pembuatan pakan broiler telah terbukti sangat mengurangi ukuran partikel pakan dan menyamakan perbedaan dalam distribusi ukuran partikel (Svihus et al., 2004).

2.1. Pengaruh ukuran partikel pakan terhadap Feed Intake pada pakan mash.

Berdasarkan tabel pengaruh ukuran partikel pakan terhadap feed intake broiler yang diberi bahan pakan Mash  (Tabel 1) pada tiap bahan yang berbeda antara lain Gandum, dan Jagung. Pengukuran partikel dan variasi partikel ini umumnya dapat menggunakan Rata-rata geometris diameter (GMD) dan deviasi standar geometris (GSD).

Gandum(mash). Pada penelitian (Svihus et al. 2004). Wheat mash ukuran partikel yang berbeda digiling menggunakan hammermill (GMD, 600 dan 930 μm) atau rollermill (GMD, 670, 920 dan 1700 μm) mendapatkan hasil tidak mempengaruhi feed intake broiler umur 11 sampai 30 hari, Namun penelitian Yasar (2003) Menyatakan bahwa penurunan ukuran layar dari 7,0 menjadi 6,0, 5,0 dan 4,0 memberikan pengaruh masing-masing, dengan penurunan Feed intake, merusak dari polisakarida non-pati terlarut (NSP), dan mengakibatkan peningkatan ileal viskositas digesta. Hal ini memiliki keterkaitan dengan peneliitian (Amerah et al. 2007) yang memberikan broiler dengan perlakuan pakan tepung gandum berpartikel kasar (layar 7 mm) dibandingkan dengan partikel medium (layar 3 mm), didapat hasil konsumsi pakan meningkat hampir 13% lebih banyak (Amerah et al. 2007).

Jagung(mash). Mash-jagung berukuran 700 μm sampai  900 μm tidak menimbulkan efek negatif pada peningkatan ukuran partikelnya, dan juga merupakan GMD yang optimal untuk broiler muda. (Nir et al.,1994). Secara keseluruhan dapat disimpulkan pengaruh ukuran partikel jagung terhadap feed intake adalah tidak berpengaruh nyata, namun mempengaruhi efisiensi,  salah satunya dalam penelitian pernyataan (Chewning et al., 2012) yang menyatakan peningkatan ukuran partikel pada bahan pakan jagung meningkatkan feed intake, tapi mengganggu efisiensi pakan ukuran partikel yang tidak menunjukkan pengaruh nyata juga didukung oleh (Douglas et al., 1990) menyatakan unggas muda yang mengonsumsi pakan dengan Ukuran partikel jagung yang besar menyebabkan perkembangan yang buruk pada ampela karena mencerna partikel kasar, serta pengurasan energi,

2.2. Pengaruh ukuran partikel pakan terhadap feed intake pada pakan crumble dan pellet.

Berdasarkan tabel pengaruh ukuran partikel pakan terhadap feed intake broiler yang diberi pakan crumble dan pellet (Tabel 2), secara umum perbedaan ukuran partikel pakan yang dihasilkan dari penggilingan dengan ukuran screen berbeda tidak berpengaruh signifikan terhadap perbedaan feed intake broiler, baik yang diberi pakan ransum pellet maupun crumble. Hal ini diduga terjadi karena proses pelleting pada pakan akan meratakan distribusi partikel yang memiliki ukuran berbeda dari setiap hasil penggilingan dengan screen yang berbeda sehingga kecil pengaruhnya terhadap feed intake broiler.

Crumble. Perbedaan ukuran partikel bahan yang cukup signifikan pada pakan crumble tidak berpengaruh signifikan terhadap feed intake broiler. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2 baris ke-2 (Lott et al., 1992). Pada penelitian awal, jagung dengan ukuran partikel 716 μm dan 1196 μm (masing-masing dengan screen 3,18 dan 9,59 mm) pada pakan crumble diujikan pada broiler dan menunjukkan hasil bahwa perbedaan ukuran partikel tidak berefek pada feed intake. Akan tetapi, pada pakan crumble dengan ukuran partikel 1196 μm ternyata dapat mengganggu weight gain dan feed efficiency pada broiler. Hal ini diduga terjadi karena partikel besar pakan hasil gilingan yang menyusun pakan crumble tidak dapat termanfaatkan secara efisien oleh broiler. Pada penelitian lanjutan, jagung pada pakan crumble yang diujikan pada broiler digiling menggunakan screen 3.18, 4.76, 6.35, dan 7.94 mm dan tidak berefek negatif terhadap weight gain dan feed efficiency broiler. Oleh karena itu, apabila hasil penelitian awal dibandingkan dengan hasil penelitian lanjutan, diketahui bahwa screen 7.94 mm merupakan ukuran screen yang paling optimal untuk digunakan tanpa menimbulkan efek merugikan terhadap performa broiler.

Pellet. Pakan pellet dengan gilingan gandum kasar dan halus yang diberikan pada broiler tidak memiliki perbedaan efek pada feed intake, sehingga diketahui bahwa ukuran partikel pakan tidak berpengaruh pada feed intake (Amerah et al., 2007). Dalam referensi lain juga disebutkan bahwa pakan pellet dengan gandum halus (digiling dengan hammer mill screen 3 mm) dan gandum kasar (digiling dengan roller mill) tidak berefek pada feed intake, weight gain dan feed efficiency per unit gain broiler (Engberg et al., 2002).

3. Pengaruh bentuk pakan terhadap feed intake.

Berdasarkan tabel pengaruh bentuk pakan terhadap feed intake broiler (Tabel 3), secara umum terjadi peningkatan feed intake pada ayam yang diberi pakan pellet dibandingkan dengan pakan mash. Hal ini diduga terjadi karena tingginya bulk density pada pakan pellet yang memudahkan ayam dalam mengambil pakan yang kemudian berdampak pada meningkatnya feed intake. Selanjutnya peningkatan feed intake mengakibatkan peningkatan pula pada weight gain dan menurunnya proporsi penggunaan energi pada ayam.

Micro-structural characteristic. Perbandingan efek bentuk pakan antara mash dan pellet sangat erat kaitannya dengan tingkat hasil gilingan bijian. Hal tersebut juga dikaitkan dengan parameter efektivitas pellet yang terdiri dari feed intake, weight gain, dan feed efficiency. Berdasarkan penelitian Nir et al. (1995) dan Amerah et al. (2007), pellet dengan kandungan bijian yang digiling halus menghasilkan feed intake, weight gain, dan feed efficiency yang lebih baik pada broiler dibandingkan pellet dengan gilingan bijian medium maupun kasar. Sebaliknya, pakan mash dengan gilingan bijian yang halus menghasilkan feed intake, weight gain, dan feed efficiency yang lebih rendah pada broiler dibandingkan pakan mash dengan gilingan bijian yang medium maupun kasar. Menurut Ferkat dan Gernat (2006), hal ini terjadi karena daya prehension ayam terhadap pakan rendah, terlebih lagi pada bahan pakan bijian berupa gandum yang diketahui mengandung gluten tinggi yang mengakibatkan terbentuknya pasta pakan yang liat dan lengket pada saluran cerna broiler dimana pasta ini terbentuk dari campouran gluten dan liur broiler.

Macro-structural Characteristic. Parameter kualitas pellet secara makro-struktur terbagi menjadi dua yaitu kualitas fisik yang terdiri dari persentase pellet utuh, ketahanan (durability) dan kekerasan (hardness), serta ukuran yang terdiri dari panjang dan diameter pellet. Berdasarkan penelitian Parsons et al. (2006), tingkat kekerasan pellet yang keras (hard) dibanding dengan yang lembut (soft) tidak berefek signifikan terhadap feed intake, namun pellet keras (hard) berefek meningkatkan weight gain dan feed efficiency pada broiler. Dalam penelitian lain, Cerrate et al. (2008) dan Abdollahi and Ravindran (2013) melaporkan bahwa pellet berdiameter 1.59 mm dibanding 3.17 mm dan pellet dengan panjang 3 mm dibanding 5 mm yang diberikan pada broiler muda (d 1-14) berefek meningkatkan feed intake dan weight gain. Hal ini diduga terjadi karena ukuran besar pellet (diameter 3.17 mm; panjang 5 mm) menyulitkan prehension pakan pada ayam muda yang diketahui memiliki ukuran paruh yang masih kecil. Dalam penelitian lanjutan, pellet berdiameter 4.76 mm dibanding 3 mm yang diberikan pada broiler dewasa (d 21-42) berefek menurunkan feed intake yang kemudian mengakibatkan penurunan weight gain dan feed efficiency. Berdasarkan hal tersebut, diasumsikan baik broiler muda dan broiler dewasa memiliki preferensi bentuk pellet yang sama yaitu 3 mm.

4. Pengaruh pemberian bijian utuh dalam pakan terhadap feed intake.

Tujuan utama pemberian pakan berupa biji-bijian utuh adalah untuk menurunkan biaya penanganan dan pemrosesan pakan. Selain itu, pemberian biji-bijian juga memiliki efek menguntungkan pada mikroflora usus (Gabriel et al., 2003) dan pencegahan coccidiosis (Banfield and Forbes, 2001), meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan hewan (Gabriel et al., 2008), mengatur konsumsi pakan dan meningkatkan sekresi enzim pencernaan (Svihus et al., 2010). Biji-bijian utuh dapat ditambahkan dalam pakan melalui 2 cara, yaitu:

1.   Pra-pelleting, biji-bijian utuh dimasukkan ke dalam pakan pellet sebagai pengganti sebagian biji-bijian yang digiling, kemudian dilakukan pelleting.

2.   Post-pelleting, biji-bijian utuh dicampurkan pada pakan setelah proses pelleting.

Respon unggas terhadap pemberian biji-bijian utuh dalam pakan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :

1.   Karakteristik biji-bijian. Bijian-bijian yang keras dipastikan akan berdampak terhadap perkembangan ampela dan performa unggas.

2.   Proporsi bijian-bijian. Proporsi pemberian biji-bijian yang lebih banyak dalam pakan akan mendorong peningkatan aktivitas penggilingan oleh ampela.

3.   Strategi pemberian.

4.   Lama pemberian.

5.   Umur unggas saat diberi pakan berupa biji-bijian utuh.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan respon yang berbeda akibat dari pemberian biji-bijian utuh dalam pakan unggas.  Svihus et al. (2004) melaporkan bahwa inklusi biji-bijian utuh (pra-pelleting) sebanyak 500 g/kg tidak berpengaruh pada feed intake dan kinerja pertumbuhan broiler. Hasil yang sama juga diperoleh oleh Dozier III et al. (2006) yang melakukan penelitian dengan mengganti 150, 250 dan 350 g/kg jagung giling dalam pakan dengan jagung utuh (post-pelleting) dan diberikan ke ayam pedaging dari usia 18 - 41 hari. Ravindran et al. (2006) melaporkan bahwa penambahan biji-bijian utuh sebanyak 100-200 g/kg dalam pellet pada ayam selama 1-35 hari berdampak pada penurunan feed intake dan pertumbuhan. Hasil yang sama juga diperoleh oleh Biggs and Parsons (2009) yang melakukan penelitian dengan menambahkan biji-bijian utuh sebanyak 100-200 g/kg dalam pakan berbentuk mash. Dampak dari hasil penelitian sebelumnya tidak terjadi pada penelitian Abdollahi et al. (2016) yang menambahkan biji-bijian utuh (pra-peletting) sebanyak 250 g/kg dari hari ke 1-10 pada ayam berdampak positif pada efisiensi pakan (meningkat 3,5%). Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memberikan biji-bijian utuh dalam pakan :

1.   Umur pemberian, jika diberikan pada anak ayam perlu diperhatikan kemampuan ampela untuk bisa memecah biji-bijian .

2.   Proporsi pemberian, tidak meningkatkan kebutuhan energi untuk penggilingan oleh ampela.

3.   Periode adaptasi, baik dengan menggunakan partikel biji-bijian yang kasar, atau penambahan biji-bijian dengan metode pra-pelleting.

5. Kesimpulan

Pengolahan fisik pada pakan dapat mempengaruhi feed intake dan pertumbuhan unggas. Pemberian pakan berupa partikel kasar dalam pakan pellet tidak menurunkan feed intake, sedangkan partikel halus dalam pakan mash dapat menurunkan feed intake. Pemberian pakan dalam bentuk pellet dapat meningkatkan feed intake. Sedangkan pemberian pakan berupa biji-bijian utuh dapat mempengaruhi feed intake, efisiensi dan pertumbuhan pada unggas. Sehingga dapat disimpulkan bawa ukuran partikel pakan dan bentuk pakan berpengaruh terhadap feed intake, efisiensi pakan dan pertumbuhan baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.

6. Daftar Pustaka

Abdollahi, M.R., Ravindran, V., 2013. Influence of pellet length on pellet quality and performance of broiler starters. J. Appl. Poult. Res. 22, 516522.

Abdollahi, M.R., Amerah, A.M., Ravindran, V., 2016. Influence of whole wheat inclusion and exogenous enzyme supplementation on growth performance and nutrient

utilisation in broiler starters. In: Proc. 27th Aust. Poult. Sci. Symp. Sydney, Australia. pp. 223226.

Abdollahi, M. R., F. Zaefarian, dan V. Ravindran. 2018. Feed intake response of broilers: Impact of feed processing. Animal Feed Science and Technology 237 : 154–165

Amerah, A.M., Ravindran, V., Lentle, R.G., Thomas, D.G., 2007b. Influence of feed particle size and feed form on the performance energy utilisation, digestive tract development, and digesta parameters of broiler starters. Poult. Sci. 86, 26152623.

Behnke, K.C., 1996. Feed manufacturing technology: current issues and challenges. Anim. Feed Sci. Technol. 62, 4957.

Biggs, P., Parsons, C.M., 2009. The effects of whole grains on nutrient digestibilities, growth performance, and cecal short-chain fatty acid concentrations in young chicks fed ground corn-soybean meal diets. Poult. Sci. 88, 18931905.

Cerrate, S., Wang, Z., Coto, C., Yan, F., Waldroup, P.W., 2008. Effect of pellet diameter in broiler prestarter diets on subsequent performance. Int. J. Poult. Sci. 7, 11381146.

Chewning, C.G., Stark, C.R., Brake, J., 2012. Effects of particle size and feed form on broiler performance. J. Appl. Poult. Res. 21, 830837.

Douglas, J.H., Sullivan, T.W., Bond, P.L., Struwe, F.J., Baier, J.G., Robeson, L.G., 1990. Influence of grinding, rolling, and pelleting on the nutritional-value of grain sorghums and yellow corn for broilers. Poult. Sci. 69, 21502156.

Dozier III, W.A., Behnke, K., Kidd, M.T., Branton, S.L., 2006. Effects of the addition of roller mill ground corn to pelleted feed on pelleting parameters, broiler performance, and intestinal strength. J. Appl. Poult. Res. 15, 236244.

Engberg, R.M., Hedemann, M.S., Jensen, B.B., 2002. The influence of grinding and pelleting of feed on the microbial composition and activity in the digestive tract of broiler chickens. Br. Poult. Sci. 43, 569579.

Ferket, P.R., Gernat, A.G., 2006. Factors that affect feed intake of meat birds: a review. Int. J. Poult. Sci. 5, 905911.

Gabriel, I., Mallet, S., Leconte, M., 2003. Differences in the digestive tract characteristics of broiler chickens fed on complete pelleted diet or whole wheat added to pelleted protein concentrate. Br. Poult. Sci. 44, 283290.

Gabriel, I., Mallet, S., Leconte, M., Travel, A., Lalles, J.P., 2008. Effects of whole wheat feeding on the development of the digestive tract of broiler chickens. Anim. Feed Sci. Technol. 142, 144162.

Lott, B.D., Day, E.J., Deaton, J.W., May, J.D., 1992. The effect of temperature, dietary energy level, and corn particle size on broiler performance. Poult. Sci. 71, 618624.

Nir, I., Hillel, R., Shefet, G., Nitsan, Z., 1994. Effect of grain particle size on performance. 2. Grain texture interactions. Poult. Sci. 73, 781791.

Nir, I., Hillel, R., Ptichi, I., Shefet, G., 1995. Effect of particle size on performance. 3. Grinding pelleting interactions. Poult. Sci. 74, 771783.

Parsons, A.S., Buchanan, N.P., Blemings, K.P., Wilson, M.E., Moritz, J.S., 2006. Effect of corn particle size and pellet texture on broiler performance in the growing phase. J. Appl. Poult. Res. 15, 245255.

Ravindran, V., Wu, Y.B., Thomas, D.G., Morel, P.C.H., 2006. Influence of whole wheat feeding on the development of digestive organs and performance of broiler chickens. Aust. J. Agric. Res. 57, 1621.

Svihus, B., Juvik, E., Hetland, H., Krogdahl, A., 2004. Causes for improvement in nutritive value of broiler chicken diets with whole wheat instead of ground wheat. Br. Poult. Sci. 45, 5560.

Svihus, B., Sacranie, A., Denstadli, V., Choct, M., 2010. Nutrient utilization and functionality of the anterior digestive tract caused by intermittent feeding and inclusion of whole wheat in diets for broiler chickens. Poult. Sci. 89, 26172625.

Yasar, S., 2003. Performance, gut size, and ileal digested viscosity of broiler chickens fed with whole wheat added to diet and diets with different wheat particle sizes. Int. J. Poult. Sci. 2, 7582.

Artikel ditulis oleh:

Ariyani Tanti, Amanda Ayesha Putri, dan Muhammad Rizqi Hariz Daulay


Komentar