Menyingkap Ancaman PMK: Penyakit Mematikan pada Ternak Ruminansia di Indonesia
Penyakit
Mulut dan Kuku (PMK) atau Foot and Mouth Disease (FMD) merupakan salah satu
penyakit hewan yang paling menular dan berbahaya, terutama bagi ternak
ruminansia seperti sapi, kambing, dan domba. Sejak pertama kali terdeteksi di
Indonesia, PMK telah menyebabkan dampak yang signifikan terhadap sektor
peternakan dan keamanan pangan.
Apa Itu
PMK?
PMK
disebabkan oleh virus RNA dari genus Aphthovirus, yang dapat
menyerang semua hewan berkuku genap. Virus ini sangat resisten dan dapat
bertahan di lingkungan, termasuk dalam produk susu dan daging. Masa inkubasi
virus ini berkisar antara 1 hingga 14 hari, dengan gejala awal yang sering
muncul berupa demam tinggi, lepuh pada mulut dan kuku, serta hipersalivasi (air
liur berlebihan).
Gejala
Klinis PMK
Hewan
yang terinfeksi PMK menunjukkan berbagai gejala klinis yang mencolok:
- Demam tinggi (39°C-41°C)
- Lepuh pada mukosa mulut,
lidah, dan kuku
- Hipersalivasi dan
keluarnya air liur berlebihan
- Kesulitan makan akibat
luka di mulut
- Kuku yang lepas,
yang dapat menyebabkan hewan tidak mampu berdiri
Gejala-gejala
ini tidak hanya mengganggu kesehatan hewan, tetapi juga berdampak pada
produktivitas ternak, seperti penurunan produksi susu pada sapi perah.
Cara
Penularan PMK
PMK dapat
menyebar melalui beberapa cara:
- Kontak langsung antara
hewan sehat dan terinfeksi.
- Kontak tidak langsung,
misalnya melalui alat transportasi atau manusia yang terkontaminasi.
- Penyebaran melalui udara,
terutama dari babi yang dapat mengeluarkan virus dalam jumlah besar
Dampak
Ekonomi dan Kesehatan Masyarakat
Wabah PMK
memiliki dampak ekonomi yang besar, terutama bagi peternak kecil yang
bergantung pada ternak untuk mata pencaharian mereka. Selain itu, penyakit ini
juga menimbulkan kekhawatiran terkait keamanan pangan, karena daging dan produk
susu dari hewan terinfeksi dapat berisiko bagi kesehatan manusia jika tidak
ditangani dengan benar.
Upaya
Pengendalian dan Pencegahan
Untuk
mengendalikan penyebaran PMK, sejumlah langkah harus diambil:
- Isolasi hewan terinfeksi untuk
mencegah penularan lebih lanjut.
- Desinfeksi kandang dan
peralatan untuk menghilangkan virus.
- Vaksinasi hewan sehat
sebagai langkah pencegahan.
- Pemusnahan terbatas terhadap
hewan yang terinfeksi untuk menghilangkan sumber infeksi.
Komentar
Posting Komentar