Bagaimana Internet of Things (IoT) Mengubah Dunia Peternakan Unggas
Teknologi terus berkembang, dan
kini dunia peternakan pun ikut merasakan dampaknya. Jika dulu peternak harus
turun langsung ke kandang untuk mengecek kondisi ayam, kini dengan teknologi Internet
of Things (IoT), semua bisa dipantau dari smartphone!
Dalam beberapa tahun terakhir,
penerapan IoT dalam industri peternakan unggas semakin meningkat. IoT
memungkinkan peternak memonitor kondisi kandang secara real-time, mengatur suhu
dan kelembapan, mengontrol pemberian pakan dan air, bahkan mendeteksi penyakit
lebih cepat. Dengan cara ini, produksi unggas menjadi lebih efisien dan
berkualitas.
Bagaimana IoT Bekerja di
Peternakan Unggas?
IoT dalam peternakan unggas
menggunakan sensor pintar yang terhubung dengan jaringan internet. Beberapa
aplikasi utama IoT di peternakan ayam meliputi:
- Pemantauan Suhu dan Kelembapan Kandang
Suhu dan
kelembapan yang tidak stabil dapat menyebabkan ayam stres dan mudah terserang
penyakit. Dengan sensor IoT, peternak dapat memastikan kondisi kandang selalu
optimal. Jika suhu terlalu tinggi atau rendah, sistem otomatis akan
menyesuaikan ventilasi atau pendingin.
- Pemberian Pakan dan Air Secara Otomatis
Sistem
IoT dapat mengatur jumlah dan waktu pemberian pakan serta air sesuai kebutuhan
ayam. Ini membantu menghindari pemborosan dan memastikan ayam mendapatkan
nutrisi yang cukup.
- Deteksi Gas Berbahaya
Amonia
yang dihasilkan dari kotoran ayam bisa berbahaya jika kadarnya terlalu tinggi.
Dengan sensor IoT, peternak dapat segera mengetahui jika kandungan amonia di
kandang melebihi batas aman dan mengambil tindakan sebelum ayam mengalami
gangguan kesehatan.
- Pemantauan Kesehatan Ayam
Sensor
yang dipasang pada ayam dapat mendeteksi pola makan, aktivitas, bahkan suara
ayam. Jika ada indikasi ayam sakit, sistem akan memberikan notifikasi kepada
peternak agar bisa segera menangani masalah tersebut.
Keuntungan Penggunaan IoT di
Peternakan Unggas
- Efisiensi waktu dan tenaga:
Peternak tidak perlu selalu berada di kandang untuk memantau ayam, cukup
menggunakan aplikasi di ponsel.
- Mengurangi angka kematian ayam:
Dengan pemantauan real-time, masalah kesehatan ayam dapat dideteksi lebih
awal.
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi:
Ayam yang sehat akan menghasilkan telur dan daging berkualitas tinggi.
- Penghematan biaya operasional:
Dengan sistem otomatis, pemakaian pakan dan air lebih efisien, sehingga
biaya produksi bisa ditekan.
Tantangan dan Solusi dalam
Implementasi IoT
Tentu saja, penerapan teknologi
IoT tidak lepas dari tantangan. Biaya awal untuk membeli dan menginstal sensor
serta perangkat IoT cukup tinggi. Selain itu, tidak semua peternak familiar
dengan teknologi ini.
Namun, solusi bisa ditemukan
dengan:
- Pelatihan peternak
agar mereka bisa memahami dan memanfaatkan teknologi ini dengan baik.
- Dukungan pemerintah dan swasta
dalam penyediaan infrastruktur dan subsidi bagi peternak kecil.
- Pengembangan perangkat IoT yang lebih murah
dan mudah digunakan, agar lebih banyak peternak bisa
mengadopsinya.
Teknologi IoT telah membawa
perubahan besar dalam dunia peternakan unggas. Dengan pemantauan otomatis,
efisiensi pakan, serta peningkatan kesehatan dan produktivitas ayam, masa depan
peternakan unggas semakin cerah.
Bagi para peternak, inilah saat
yang tepat untuk beradaptasi dengan teknologi. Karena di era digital ini, ayam
pun sudah "melek teknologi"!
Sumber
Soesanto IRH, Wahjuni S, dan
Tanti A. 2024. Artikel Review:
Implementasi Sistem Internet of Things (IoT) Pada Industri Perunggasan.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Terpadu: 4(1): 235-245. https://doi.org/10.56326/jitpu.v4i2.5039
Kristian TS, dan David F. 2023.
Sistem Pemantauan Gas Berbahaya Pada Peternakan Ayam Berbasis Internet of
Things. It-Explore: Jurnal Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi,
2(3), 247-257. https://doi.org/10.24246/itexplore.v2i3.2023.pp247
257
Nalendra AK, dan Waspada HP.
2021. Penerapan Artificial Intelligence untuk Kontrol Suhu dan Kelembapan Pada
Kandang Broiler Berbasis Internet of Things. Generation Journal, 5(2), 59-68. https://doi.org/10.29407/gj.v5i2.15706
Komentar
Posting Komentar